mari tunjukan gaya dirimu yang lebih baik dengan menjadi dirimu sendiri
Sebelum proses instalasi, siapkan dulu hal-hal berikut.
1. CD Installer Ubuntu. CD ini bisa didapatkan gratis dengan memesan di internet ke shipit.ubuntu.com. Atau apabila kesulitan untuk mendapatkan akses internet, sekarang ini telah banyak toko-toko perangkat lunak menjual Linux. Yang penulis pakai merupakan Ubuntu Versi 7.04.
2. Komputer dengan RAM minimun 256 MB dan harddisk dengan kapasitas minimum 4 GB.
3. Partisi (partition) di harddisk untuk instalasi Linux. Partisi yang disediakan adalah partisi Swap dan partisi untuk instalasi Ubuntu. Partisi Swap akan digunakan sebagai virtual memory pada saat menjalankan Ubuntu nantinya dengan kebutuhan minimum 256 MB. Untuk kapasitas partisi instalasi Ubuntu disarankan sebesar lebih dari 6 GB. Hal ini diperuntukkan bagi instalasi aplikasi-aplikasi tambahan yang diperlukan oleh pengguna. Namun, apabila pengguna ingin menggunakan seluruh harddisk-nya untuk dipergunakan oleh Linux, tidak perlu menyediakan partisi ini sebelum instalasi.
Langkah-langkah
instalasi
1. Nyalakan komputer, kemudian masuk ke BIOS dengan cara menekan tombol Delete di keyboard pada saat komputer booting dan menampilkan seri dari motherboard. Ubah prioritas boot (boot priority) dari harddisk ke CD-ROM kemudian tekan F10 diikuti dengan “Enter”.
2. Masukkan CD Ubuntu pada saat komputer melakukan booting dan tunggu beberapa saat hingga komputer menampilkan menu untuk instalasi Ubuntu. Pilih menu yang paling atas, yaitu “Use Live CD and Install Ubuntu”, lalu tekan “Enter” dan tunggu beberapa saat hingga muncul desktop Ubuntu.
3. Dalam desktop Ubuntu sebelum instalasi ini, pengguna akan disuguhkan aplikasi-aplikasi yang ada di Ubuntu nantinya. Disarankan untuk tidak mencoba satu persatu aplikasi pada saat instalasi ini karena membutuhkan banyak memori RAM. Untuk memulai instalasi, klik-ganda ikon “Install” yang ada di desktop sebelah kiri atas dan tunggu hingga muncul jendela instalasi.
4. Langkah instalasi pertama, pemilihan bahasa yang akan digunakan untuk proses instalasi Ubuntu. Ada banyak pilihan bahasa, namun disarankan untuk memilih bahasa yang dimengerti oleh pengguna, misalnya Bahasa Indonesia. Klik “Maju” untuk langkah instalasi selanjutnya.
5. Proses selanjutnya, lokasi berada untuk penentuan zona waktu komputer pengguna. Untuk memilih, bisa dengan mengklik titik-titik yang ada di peta atau dengan memilih kota pada menu kota yang dipilih. Biasanya kota yang dipilih merupakan kota besar yang ada di setiap zona waktu di setiap negara. Pilih Jakarta kemudian klik “Maju” untuk langkah selanjutnya.
6. Langkah ke-3 dari 7 langkah instalasi Ubuntu, adalah pemilihan susunan papan ketik (keyboard). Biasanya sistem akan mendeteksi secara otomatis keyboard yang digunakan. Apabila kurang yakin, pengguna bisa mengetikkannya di kotak yang disediakan. Klik “Maju” untuk langkah selanjutnya.
7. Selanjutnya pengguna akan dihadapkan dengan penggunaan harddisk untuk instalasi Ubuntu. Pilih “Manual” untuk langkah ini. Selain lebih mudah, pengguna juga bisa mengelola setiap partisi dengan membuat pilihan beberapa partisi. Klik “Maju” untuk langkah selanjutnya.
8. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan partisi harddisk. Bagi pengguna yang ingin menggunakan seluruh harddisk-nya untuk diinstalasi Ubuntu, hapus seluruh partisi dengan cara memilih partisi kemudian klik tombol “Delete Partition”. Kemudian buat partisi baru dengan memilih tombol “New Partition” tunggu hingga keluar jendela baru.
9. Di jendela “Create Partition”, pilih “Primary” pada pada pilihan type for the new partition. Kemudian isi ukuran haddisk pada new partition size in megabytes sesuai dengan kehendak pengguna. Karena ukuran dalam megabit (MB), isi dengan bilangan ribuan yang ukurannya sama dengan gigabite (GB). Ukuran yang disarankan adalah lebih dari 6 GB atau 6.000 MB. Untuk sistem data (file system), pilih ext3 pada pilihan “Use as”. Selanjutnya pada “Mount Point” isi dengan tanda garis miring ( / ) kemudian klik “Ok” untuk membuat partisi. Lakukan hal serupa untuk membuat partisi swap dengan perbedaan pada “Use as” adalah swap dengan ukuran yang disarankan 256 MB kemudian klik “Ok” untuk mengakhiri. Untuk kapasitas lainnya yang belum terpakai, lakukan hal di atas dengan “Mount Point” adalah /home.
10. Untuk pengguna yang hanya ingin menggunakan sebagian harddisk-nya saja untuk Ubuntu, pilih partisi yang telah disediakan kemudian klik “Edit Partition”. Pada jendela edit partition, isi New partition size in megabytes dengan ukuran sesuai partisi yang telah disediakan. Misalnya apabila pengguna menyediakan 6 GB (6000 MB), ketikan ukuran serupa. Kemudian pada pilihan “Use as” pilih ext3 dengan Mount Point garis miring ( / ) dan klik “Ok” untuk mengakhiri. Lakukan hal yang sama untuk partisi yang diperuntukkan untuk swap dengan perbedaan pada “Use as” menjadi swap.
11. Setelah partisi selesai, centang kotak pada kolom “Format?” pada baris partisi yang dipergunakan untuk Ubuntu. Jangan centang baris yang dipergunakan untuk sistem operasi lain karena akan menyebabkan data hilang. Setelah selesai, klik “Maju” untuk langkah selanjutnya.
12. Langkah migrasi dokumen dan setting merupakan proses untuk mengimpor akun (accounts) yang ada di sistem operasi lain. Sebaiknya lewati proses ini dengan klik “Maju”.
13. Selanjutnya adalah membuat nama pengguna. Masukkan nama pengguna pada kotak pertama. Kemudian masukkan nama untuk login pada kotak berikutnya. Nama login harus menggunakan karakter huruf (a-z dan A-Z) dan angka (0-9). Sebaiknya gunakan huruf kecil saja. Isi kata kunci (password) yang sama pada dua kotak berikutnya. Isi nama komputer pada kotak berikutnya. Apabila informasi yang dimasukkan telah benar, klik “Maju” untuk proses selanjutnya.
14. Langkah ke-7 adalah langkah Siap untuk install. Dalam langkah ini, pengguna diperlihatkan informasi yang telah dimasukkan pada langkah-langkah sebelumnya. Apabila siap untuk menyalin Ubuntu ke komputer, klik Install dan komputer akan memindahkan data-data ke dalam harddisk. Proses ini memakan waktu cukup lama, sekitar 1 jam, tergantung dari kemampuan komputer bersangkutan.
15. Setelah proses instalasi selesai yang ditandai jendela kecil yang memberitahukan bahwa proses instalasi telah selesai, restart komputer dan Ubuntu siap untuk digunakan.
PERMASALAHAN PC
Windows Kagak Bisa Shutdown
Problem ini umumnya karena registry Fast Shutdown dalam kondisi aktif. Bila ini terjadi, cobalah untuk menonaktifkannya. Restart komputer dengan menekan tombol [Ctrl] + [Alt] + [Del] secara bersamaan atau tombol [Reset] pada CPU (Central Processing Unit). Setelah kembali dalam sistem Windows, klik [Start] [Run]. Ketik “msconfig” (tanpa tanda kutip) pada boks yang muncul. Setelah itu, boks dialog System Configuration Utilities akan terbuka.Pada tab [General], klik [Advanced...]. Centangilah opsi [Disable fast shutdown]. Tutup semua aplikasi itu dan cobalah untuk men-shutdown-nya dengan normal, yaitu dengan mengeklik [Start] dan pilih [Shutdown...]. Klik [Shut down] dan [OK] pada boks konfirmasi. Kini mestinya Windows dapat shutdown dengan baik.Jika problem belum teratasi, kunjungilah link support.microsoft.com/default .aspx?scid=KB;en-us;q238096 dengan browser internet Anda. Link tersebut berisi keterangan mengenai kemungkinan sebab lain dari kegagalan Windows
Start-up Sistem Melambat
Terlalu banyaknya program yang di-upload saat start-up dapat membuat boros memori. Untuk menyelesaikannya, matikan seluruh aplikasi, kemudian munculkan boks dialog System Configuration Utilities seperti cara di atas.
Klik tab [Startup]. Di dalamnya terdapat daftar program-program yang berjalan sejak Windows dimulai. Jika tanda centangnya cukup banyak, maka kurangilah dan biarkan hanya terdapat pada program yang Anda anggap perlu saja.
Misalnya, hilangkan saja tanda centang dari program-program seperti e-mail client, messenger, Microsoft Office Start-up, dan aplikasi lainnya yang sebetulnya dapat dibuka kapan saja. Klik [Apply] dan [OK] untuk mengaktifkannya. Dan klik [Yes] pada konfirmasi untuk me-restart sistem Anda.Kontrol daftar startup program ini secara rutin, agar pemakaian memori sistem Anda terjaga
Sistem Komputer Hang
Fenomenanya bagi kita beragam. Program tidak dapat berjalan, mouse tak dapat digerakkan, kibor tak berfungsi, sampai munculnya blue screen.Langkah pertama untuk menyelesaikannya, cobalah untuk menekan kombinasi tombol [Ctrl] + [Alt] + [Del] secara bersamaan. Bila boks Close Program muncul, maka hentikan salah satu program yang berketerangan “Not Responding”. Atau hentikan juga program lain yang tidak perlu. Caranya, klik nama program tersebut dan klik [End Task].
Jika sistem masih hang. Daftarlah nama-nama program yang berjalan tadi. Dan Restart sistem melalui tombol [Restart] di CPU. Setelah sistem Windows berjalan lagi, buka satu per satu program tadi untuk mengecek konflik tersebut terjadi saat Anda menggunakan aplikasi yang mana. Jika ketahuan, catat nama program tersebut dan konsultasilah ke vendornya. Bila program penyebab konflik itu tidak terlalu Anda butuhkan, sebaiknya uninstall saja dari sistem.
Safe Mode
Jika saat booting tiba-tiba Windows merekomendasikan Anda untuk menggunakan safe mode, berarti ada yang tidak beres dalam sistem Anda. Hilangnya file sistem, driver dan file penting lainnya dari Windows dapat memaksa Windows tampil dalam safe mode. Kerusakan dalam bagian hard disk juga dapat memicunya.Untuk memeriksanya, masuk saja ke safe mode dan scandisk dulu hard disk Anda. Klik [Start] [Programs] [Accessories] [System Tools] lantas [ScanDisk]. Jika hasilnya tak ada masalah, maka kemungkinan kerusakannya ada pada file sistem. Restart, dan kali ini paksakan untuk menggunakan normal mode. Lihat, biasanya Windows akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan error. Kalau bisa catat error-nya dan konsultasikan pada Microsoft.
Atau jalan singkatnya, Anda bisa menginstal ulang sistem Windows. Sebelumnya tentu Anda harus mem-back up semua data penting Anda ke drive atau hard disk lain.
Defrag Macet
Kondisi ini bisa saja terjadi bila Anda juga menjalankan program lainnya saat defrag berlangsung. Mungkin Anda merasa sudah menutup semua program, tapi sistem komputer masih mencatat kegiatan beberapa program.
Untuk mengetahuinya, tekanlah kombinasi tombol [Ctrl] + [Alt] + [Del] secara bersamaan. Begitu boks Close Program muncul, periksa program apa sajakah yang tengah berjalan saat ini.Selain Explorer dan Systray, hentikan semua program lainnya dengan mengekliknya dari daftar dan klik [End Task]. Lalu, mulailah lagi untuk men-defrag.Bila masih bermasalah, cobalah untuk memunculkan boks dialog System Configuration Utility. Klik [Start] lalu [Run]. Ketikkan “msconfig” (tanpa tanda kutip) dan tekan [Enter]. Pada tab [General], tepatnya perhatikan pada opsi-opsi di bawah [Selective Startup]. Hilangkan semua tanda centang pada opsi-opsi itu. Tapi biarkan opsi [Selective Startup] tetap tercentang.Restart komputer Anda dan kembali jalankan defrag. Jika kondisi belum pulih, maka kemungkinan sebab lainnya adalah kerusakan di hard disk Anda. Jalankan Scan disk. Bila semuanya oke-oke saja, mudah-mudahan kini defrag dapat berjalan baik.Kecuali jika semua langkah itu belum menyelesaikan masalah, maka berkonsultasilah ke teknisi komputer langganan Anda.
PC tak Mau Hidup
Bila ini terjadi, pastikan Anda telah menekan tombol power pada CPU (central processing unit) dengan benar. Cek juga bahwa kabel power telah tersambung dengan baik dari power outlet-nya ke PC. Tancapkan kabel-kabelnya sekali lagi.
Pengguna yang memakai stabilizer perlu melihat apakah stabilizer-nya memang berfungsi baik saat dihidupkan. Pastikan juga power outlet-nya tidak bermasalah. Anda bisa mengetesnya dengan menyambungkan peralatan listrik lainnya ke power outlet tersebut. Kalau peralatan tersebut bekerja, berarti power outlet-nya masih bagus.
Setelah sekian pengecekan tersebut, kalau PC masih tidak mau hidup, masalahnya kemungkinan besar terletak pada kabel power. Gantilah kabel power-nya dengan yang baru. Permasalahannya mungkin terletak pada kotak power supply PC atau malah pada motherboard-nya. Jika kabel telah Anda ganti tapi problem masih terjadi, sebaiknya langsung hubungi tempat servis langganan Anda deh.
Sering Restart Sendiri
Masalah ini kemungkinan sebabnya adalah gangguan arus listrik, baik pada power outlet-nya, stabilizer, kabel power, power supply maupun motherboard. Kerusakan memori (RAM) juga bisa menyebabkannya.Lakukan langkah-langkah pengecekan seperti pada problem di atas. Tegangan listrik yang tidak stabil juga bisa mempengaruhinya.
Plug N’ Pray
Windows sebenarnya hadir dengan fasilitas Plug N’ Play, yaitu kemampuan otomatis untuk mendeteksi dan melakukan konfigurasi bila ada penambahan kartu atau perangkat ke dalam sistemnya. Bahasa gampangnya, tinggal colok, langsung jalan.
Tapi fasilitas itu sering diplesetkan orang menjadi Plug N’ Pray, gara-gara pada praktiknya kemudahannya tidak seperti yang dijanjikan. Windows gagal mendeteksinya dan perangkat pun tak bisa berfungsi.
Kalau itu terjadi, cobalah untuk menggunakan fitur Add/Remove Hardware pada Control Panel. Klik [Start] [Settings] [Control Panel]. Kemudian dalam jendela yang tampil, klik dobel [Add/Remove Hardware]. Sebuah wizard akan membantu Anda untuk mendeteksi hardware tersebut.Kalau itu gagal juga, paksa dengan menjalankan file instalasi hardware langsung dari disket atau CD-nya. Mestinya sih langsung beres.Kecuali bila cara itu juga tidak jalan juga, maka kemungkinan setting BIOS Anda perlu diatur agar fitur Plug N Play dari Windows berjalan. Restart-lah PC Anda. Langsung tekan tombol [Del] pada kibor secara terus menerus hingga BIOS muncul.
Kalau BIOS Anda dari Award Software, carilah bagian [PnP/PCI Configurations] dan tekan [Enter]. Pada opsi [PNP OS Installed], gantilah nilai “No” dengan “Yes”. Pada jenis BIOS lainnya, walau menu setting-nya berbeda, pada prinsipnya carilah pengaturan yang serupa.
Masalah Kernel32
Bila program Anda berhenti di tengah jalan dan muncul pesan yang mengandung kata-kata “illegal operation”, “kernel32” dan seterusnya, tak perlu bingung. Kemungkinan besar itu karena program yang Anda jalankan konflik dengan sistem Windows. Cukup tutup pesan tersebut. Uninstall program tersebut, kemudian instal kembali. Biasanya solusi begini cukup manjur mengatasinya, kecuali jika program Anda bajakan.
PC Hidup tapi tidak Mau Booting
Gejalanya, layar monitor tidak mau menampilkan apa-apa dan komputer membunyikan bunyi beep secara berulang-ulang. Matikan PC, matikan stabilizer, cabut semua kabelnya, kemudian buka casing-nya. Bawa PC ke tempat yang terang, atau sediakan senter untuk membantu Anda melihat dengan jelas ke dalamnya.
Cek bahwa kartu memori sudah tertancap dengan benar pada slot-nya. Karena ini seringkali menjadi penyebabnya. Buka penguncinya, cabut kartu memorinya, tancapkan kembali dengan benar dan kunci kembali. Pastikan juga kartu memori Anda dalam keadaan baik, tidak cacat dan tidak rusak.
Sekaligus saja, pastikan kartu-kartu dan kabel-kabel di dalam PC tersambung dengan baik, dan tidak mengalami cacat atau bahkan putus sambungannya. Prinsipnya, agar komputer berjalan baik, maka semua komponen harus berada dalam posisinya yang benar dan dalam kondisi baik pula.Lihat juga bahwa motherboard Anda tidak tergores. Jalur-jalur tembaganya masih bagus dan tidak terpotong oleh sayatan benda tajam. Kemudian nyalakan kembali PC tersebut.